Sekolah inklusi adalah sekolah yang juga memberikan pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus (ABK). Di sekolah ini, baik anak yang berkebutuhan khusus maupun tidak, akan belajar di kelas yang sama dan mendapat pendidikan yang serupa. Namun, anak berkebutuhan khusus tetap didampingi oleh guru pendamping selama kegiatan belajar mengajar. Sistem pembelajaran, pengajaran, kurikulum, sarana dan prasarana, serta sistem penilaian di sekolah inklusi akan mengakomodasi kebutuhan anak berkebutuhan khusus, sehingga mereka dapat beradaptasi dan menerima pendidikan sebaik mungkin. 

Mahasiswa PGSD UPI Serang pada Semester 3 Mendapatkan Mata Kuliah Pendidikan Inklusi dengan Dosen Ibu Dr. Hj. Ima Ni’mah Chudari M.Pd. Setelah pembekalan materi dari dosen, Mahasiswa ditugaskan untuk mengobservasi secara langsung ke Sekolah Inklusi terdekat dan mengamati kegiatan belajar mengajar (KBM) yang dilakukan siswa di sana. Selain mengamati kegiatannya Mahasiswa juga ditugaskan untuk mewawancarai guru dan warga Sekolah Inklusi terkait, sehingga mahasiswa mendapatkan pengalaman dan wawasan yang lebih luas mengenai Pendidikan inklusi yang ada di Indonesia. 

Lahirnya pendidikan inklusif berawal dari sebuah pengamatan terhadap sekolah luar biasa yang memiliki asrama dan institusi berasrama lainnya yang menunjukkan bahwa anak maupun orang dewasa yang tinggal disana mengembangkan pola perilaku-perilaku yang biasanya ditunjukan oleh orang-orang yang berkekurangan. Perilaku-perilaku ini mencakup kepasifan, stimulasi diri, perilaku repetitif stereotip, dan kadang perilaku perusakan diri. Anak penyandang cacat yang meninggalkan sekolah luar biasa berasrama sering kali tidak merasa betah tinggal dengan keluarganya di komunitas rumahnya. Ini karena setelah bertahun-tahun disegregasikan/ dipisahkan, ia dan keluarga serta komunitasnya akan tumbuh menjadi orang asing satu sama lainnya. Banyak orang yang kemudian benar-benar merasa situasi tersebut tidak benar. Orang tua, guru, dan orang-orang yang mempunyai kesadaran politik pun mulai memperjuangkan hak-hak semua anak pada umumnya dan hak anak dan orang dewasa penyandang cacat pada khususnya. Salah satu tujuan utamanya adalah untuk memperoleh hak untuk berkembang dalam sebuah lingkungan yang sama dengan orang lain. Mereka menyadari akan pentingnya interaksi dan komunikasi sebagai dasar bagi semua pembelajaran.

Dari berbagai Laporan Hasil Observasi yang menjadi tantangan dalam Sekolah Inklusi yaitu dalam proses pengajarannya guru memerlukan kontrol emosi yang cukup tinggi. Upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi kesulitan tersebut yaitu pertama guru harus mengenali karakter dari setiap siswa berkebutuhan khusus, kemudian guru juga harus paham kondisi siswanya seperti apa sehingga jika terjadi sesuatu guru dapat mengetahui penanganan yang harus dilakukan. Pendidikan Inklusi harus mendapatkan banyak dukungan dari masyarakat sekitar agar bisa terus berkembang dan banyak Sekolah Inklusi yang tersebar luas di setiap daerah di Indonesia.

HIMA PGSD UPI Serang Gelar Kajian Remaja Islam Milenial Hingga Tembus 100 Peserta
Prodi PGSD UPI Serang Kembali Buka Semester Padat Juni-Agustus 2022

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *