Sundanese ethnomathematics learning

dwnld 2
dwnld

Previous
Next

Jumat (27/08/2021) merupakan hari ke-4 Virtual Summer School Program yang digelar program studi pendidikan guru sekolah dasar Universitas Pendidikan Indonesia Kampus serang, di hari ke empat ini materi yang dibawakan adalah Sundanese ethnomathematics learning yang di paparkan oleh dosen dari universitas pendidikan indonesia yaitu Dr. Supriadi, M.Pd. Kebudayaan nasional sangat perlu di kembangkan begitu pula dengan kebudayaan daerah yang harus tetap dilestarikan oleh karerna itu seperti tema yang di bawakan dalam pemaparannya bapak Dr. Supriadi membawakan beberapa macam contoh konsep matematika yang dimodifikasi dengan permainan kebudayaan lokal dari daerah sunda. Beliau mengatakan Sundanese Ethnomathematics merupakan gabungan dari empat aspek yaitu ide, pemikiran matematik, produk budaya, dan juga budaya sunda. Salah satu ide yang beliau paparkan adalah menggunakan konsep ethnomathematic dengan konsep permainan daerah “endog-endogan”, endog-endogan merupakan permainan yang sangat mudah dan sering kita peragakan saat kecil dulu. Permainan ini dimainkan dengan cara menumpuk kepalan tangan satu anak dengan tangan anak lainnya sambil menyanyikan lagu endog-endogan.

Endog-endogan peupeus hiji prek

Endog-endogan peupeus hiji prek

Endog-endogan peupeus hiji prek

 Goleang-golean mata sapi bolotot

Kurang lebih seperti itu bunyi dari permainan ini, dengan konsep ini kita sebetulnya bisa belajar matematika dengan menyenangkan. Konsep peupeus ini bisa kita artikan sebagai pengurangan sehingga anak akan jauh lebih mudah mengerti dengan konsep matematik dan lebih menggemari matematik karena dikemas dengan model seperti ini. Selain itu beliau pula membahas tentang kebudayaan orang baduy dimana rumah penyimpanan orang-orang baduy ini memiliki pintu yang cukup menarik, jika kebanyakan rumah akan menyimpan pintu mereka di bagian bawah depan rumah mereka. berbanding terbalik dengan kebanyakan rumah penyimpanan, orang baduy menyimpan pintu mereka di poisi yang tinggi. Hal itu di dasarkan atas efektifitas penyimpanan sebuah ruangan, jika pintu di simpan pada bagian atas rumah secara otomatis ruangan akan memiliki volume penyimpanan yang lebih besar karena barang yang disimpan di dalamnya akan semakin banyak dan bertumpuk ke atas.

Konsep budaya seperti ini juga bisa menginspirasi kita semua bahwa pola pikir orang baduy bisa kita konsentrasikan pada implementasi konsep matematika. Setelah pemaparan selesai Drs. Supriadi meminta para peserta berdiskusi mengenai permainan dan kebudayaan daerah masing-masing yang bisa di modifikasi dalam, para peserta saling berdiskusi mengenai permainan daerah dari masing-masing asalnya. Dan beberapa peserta yang mengemukakan hasil diskusinya adalah jullie dan joanna mahasiswa asal filipina mereka mengungkapkan bahwa ada satu permainan bernama piko yang mungkin bisa dimodifikasi dengan pembelajaran, mereka juga mengungkapkan bagaimana sistem permainan piko itu. Dan menariknya permainan ini serupa dengan permainan Indonesia yang biasa kita sebut lompat jengkal. Dalam pertemuan ke-empat ini berlangsung dengan sangat menarik dan interaktif karena para peserta dan pemateri saling menyampaikan pendapat dan juga gagasannya dalam diskusi walau terbatas oleh jarak dan waktu.

JADWAL KONTRAK KRS SEMESTER GANJIL 2021/2022
Virtual Summer School Program Day #5

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *